JURNAL FLORES | TRAVEL - Kampung Bena merupakan sebuah perkampungan megalithikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Flores NTT, tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere.
Akses menuju Kampung Bena dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan sewa dari Bajawa dengan jarak tempuh sekitar 19 km ke arah selatan Bajawa.
Dari Labuan Bajo, Bajawa dapat ditempuh sekitar 7-8 jam melalui perjalanan darat. Letak Desa Bena yang terletak di puncak bukit dengan latar belakang Gunung Inerie sungguh membuat suasana Desa Bena semakin asri dan eksotis.
Baca Juga: Sekilas tentang Pulau Tidung
Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama yang mempercayai dan memuja gunung sebagai tempatnya para dewa, dan masyarakat Bena meyakini bahwa keberadaan Dewa Yeta yang bersinggasana di Gunung Inerie akan melindungi kampung mereka.
Saat ini Desa Bena terdiri dari kurang lebih 45 buah rumah yang saling mengelilingi dengan 9 suku yang menghuni rumah-rumah tersebut, yaitu suku Dizi, suku Dizi Azi, suku Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Khopa, dan suku Ago.
Pembeda antara satu suku dengan suku lainnya adalah adanya tingkatan sebanyak 9 buah dan setiap satu suku berada dalam satu tingkat ketinggian.
Baca Juga: Menikmati Senja di Pantai Ria, Ende
Susunan rumah-rumah di Bena terlihat sangat unik karena bentuknya yang melingkar membentuk huruf U, dan setiap rumahnya pun memiliki hiasan atap yang berbeda satu sama lainnya berdasarkan garis keturunan yang berkuasa dan tinggal di rumah tersebut.
Di tengah-tengah desa biasanya terdapat sebuah bangunan yang biasa disebut oleh masyarakat lokal Bena, nga’du dan bhaga. Keduanya merupakan simbol leluhur kampung yang berada di halaman, kisanatapat, tempat upacara adat digelar untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka.
Nga’du berarti simbol nenek moyang laki-laki dan bentuknya menyerupai sebuah paying dengan bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk, hingga bentuknya mirip pondok peneduh.
Baca Juga: Menikmati Senja di Bukit Wairinding, Surga yang Tertinggal di Tanah Sumba NTT
Tiang ngadhu biasa dari jenis kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika pesta adat. Sedangkan bhaga berati simbol nenek moyang perempuan yang bentuknya menyerupai bentuk miniatur rumah.
Untuk mengunjungi Desa Bena pengunjung tidak dikenakan tiket masuk namun para pengunjung diharapkan mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela untuk biaya pemeliharaan dan pelestarian kampung.
Artikel Terkait
Keanggunan Pari Manta di Perairan Idaman Dunia Raja Ampat
Pantai Gandoriah, Primadona Wisata Masyarakat Pariaman
Menikmati Udara Segar di Batu Bulan, Bendungan Terbesar di Nusa Tenggara Barat
Waikelo Sawah, Sumber Mata Air yang Tak Pernah Kering di Sumba
Menapak Jejak Pesona Gelapnya Gua Liang Petang Sumbawa
Garis Pantai Melengkung Seperti Bujur Pantai Kencana
Kekuatan Sebuah Desa yang Bertahan karena Tradisi
Tablolong, Surganya Para Pemancing di Ujung Selatan Kupang
Kota Konya Turki, Sejenak Healing di Kota Bunga
6 Alasan Traveling Bisa Jadi Obat Awet Muda Alami!