JURNAL FLORES | TRAVEL - Watu Timbang Raung merupakan salah satu wisata alam yang terletak di kampung Kengko, Desa Rego, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Watu Timbang Raung merupakan salah satu wisata alam Manggarai Barat yang memiliki keunikan tersendiri.
Keunikan alam tersebut sudah termasuk sebagai objek wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing.
Tempat ini dijadikan sebagai spot foto yang sangat bagus, karena letaknya di tengah hutan rimba dengan ketinggian ratusan meter.
Baca Juga: Gili Laba: Spot Wisata yang Menakjubkan di Flores
Watu Timbang Raung sebagai tempat untuk mengadili orang yang memiliki utang.
Watu artinya Batu, Timbang artinya Menimbang, sedangkan Raung artinya Utang. Jadi Watu Timbang Raung diterjemahkan sebagai sebuah batu dengan ketinggian mencapai ratusan meter, yang sebagai tempat untuk mengadili orang yang berutang.
Berikut ini adalah kisah unik Watu Timbang Raung di wilayah Kengko, Desa Rego, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.
Baca Juga: Gili Lawa NTT : Mengungkapkan Keindahan Tempat Wisata yang Menakjubkan
Dahulu kala ada seorang petani yang tidak bisa membayar utang padinya, sehingga pemilik padi merasa jengkel dan kesal karena sudah bertahun-tahun tidak pernah dibayar oleh petani yang berambut gondrong tersebut. Dia adalah seorang lelaki yang bugar dan kuat.
Kemarahan sang pemilik sudah sampai puncaknya, akhirnya si petani berambut gondrong itu dilaporkan kepada Tua adat setempat. Kata sepakat tidak tercapai dalam utang piutang tersebut.
Pemilik padi akhirnya memberi solusi, yaitu dimana utang tersebut tidak perlu dibayar yang terpenting si rambut gondrong memanjat watu dalam bahasa Manggarai atau batu hingga sampai diatas.
Baca Juga: Mengeksplor Sumba, Pantai Mandorak Ada Tiga Batu Yang Mirip Wajah
Lalu terus keujung bagian barat batu tersebut yang bentuknya seperti meja kecil atau meja kereden. Dia harus duduk disana, lalu harus rono (membersikan rambut dengan isi kelapa yang berminyak).
Akhirnya diterima, utang padi selesai jika si rambut gondrong meng-ia-kan permintaan si pemilik padi tersebut. Ketika hari yang telah disepakati telah tiba atau dalam bahasa Manggarai Rapak leso reke, si rambut gondrong itu pun naik dengan membawa leke dalam bahasa Manggarai atau tempurung kelapa yang sudah diisi dengan kelapa yang sudah kunyah, sisir dan cermin dibawa pula.
Artikel Terkait
Gili Laba Indahnya Kepingan Surga di Nusa Tenggara Timur
Gili Laba: Spot Wisata yang Menakjubkan di Flores
Background Awan Biru yang Indah Menambah Kesempurnaan Alam Gili Laba
Destinasi Wisata Gili Laba di NTT, Jadi Tujuan Wisata dengan Atraksi yang Spektakuler
Gili Laba, Pesona Indah Terbaik di Kawasan Labuan Bajo, Bak Berada di Dalam Sebuah Lukisan Indah
Jangan Sampai Terlewatkan, Gili Laba Labuan Bajo Bikin Mata Anda Terbius
Mengenal Labuan Bajo Lebih Dekat dengan Mengunjungi Gili Laba, Pulau Kecil di TNK yang Belum Populer
Daya Tarik Gili Laba Labuan Bajo yang Bikin Geleng Kepala, Kalahkan Pulau Padar?
Gili Laba, Pulau Mungil Cantik Terselip Di Taman Nasional Komodo
Fakta Menarik Yang Menjadikan Gili Laba Menjadi Destinasi Istimewa