• Sabtu, 30 September 2023

Kisah Mistis di Tengah Eksotisme Pantai Watu Ulo

- Jumat, 9 Juni 2023 | 23:00 WIB
Kisah Mistis di Tengah Eksotisme Pantai Watu Ulo (pegipegi)
Kisah Mistis di Tengah Eksotisme Pantai Watu Ulo (pegipegi)

JURNAL FLORES | TRAVEL - Pantai Watu Ulo adalah salah satu destinasi wisata andalan yang dimiliki Jember. Cerita mistis di balik ekotisnya keindahan pantai membuat banyak pengunjung tertarik menginjakkan kaki di pantai ini.

Adalah batu karang yang bentuknya mirip ular yang terurai dari bibir pantai hingga tepi laut yang menjadi daya tarik wisatawan Pantai Watu Ulo.

Selain itu, ombak yang tidak begitu besar serta hamparan laut berwarna biru semakin menambah pesona Pantai Watu Ulo.

Tapi, mungkin banyak dari pelancong yang bertanya-tanya mengapa pantai ini dinamai Pantai Watu Ulo.

Baca Juga: Bukan Komodo, Ini 5 Surga Wisata Tersembunyi di Sekitar Labuan Bajo

Seperti halnya pantai selatan yang memiliki kisah mistis seputar penunggunya, penamaan Pantai Watu Ulo juga ternyata tidak sembarangan. Secara harfiah, watu ulo berasal dari bahasa Jawa, watu berarti batu, sementara ulo artinya ular. Nah, Pantai Watu Ulo berarti pantai batu ular.

Masyarakat setempat percaya rangkaian batu karang di Pantai Watu Ulo adalah jelmaan ular yang ukurannya begitu besar. Konon, kawasan pantai ini dulunya dikuasai oleh Nogo Rojo yang berwujud ular raksasa.

Nogo Rojo menguasai pantai ini dan memakan segala yang ada di sekitarnya, sampai-sampai masyarakat tidak mendapat makanan di sana. Kemudian muncul anak angkat Nini dan Aki Sambi, yang bernama Raden Said dan Raden Mursodo.

Kedua putra tersebut kemudian memancing di tempat Nogo Rojo tinggal. Sayang, tak ada makanan tersisa karena seluruhnya telah dimakan si ular raksasa. Raden Mursodo akhirnya berhasil mendapat ikan yang disebut ikan mina.

Baca Juga: Bukan Komodo, Spot Wisata Air Terjun Wae Galang Punya Keindahan Tiada Tara di Lembor

Ikan mina menolak dijadikan santapan dan meminta dilepas kembali. Sebagai imbalan, ikan mina bersedia memberikan sisik yang bisa berubah menjadi emas. Sepakat dengan perjanjian tersebut, ikan mina kembali dilepas ke laut.

Namun setelah dilepas, ikan mina justru menjadi santapan Nogo Rojo. Karena geram dengan si ular raksasa, Raden Mursodo bertarung melawan Rojo Nogo dan membelah tubuhnya menjadi tiga.

Belahan tubuhnya inilah yang kemudian dipercaya menjadi batu-batu di Pantai Watu Ulo. Dan saat ini, di pinggir Pantai Watu Ulo tampak gugusan batu yang bentuknya seperti tubuh ular yang sangat besar. Panjang serta berlekuk bahkan permukaannya seperti bersisik, dengan warna cokelat tua dan cokelat muda.

Selain itu, ada legenda lain yang mengatakan batu tersebut adalah ular raksasa utusan Ajisaka yang sedang bertapa.

Halaman:

Editor: Robertus Jemali

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X